Sep 17, 2015

distribusi frekuensi

Posted by
Bergitulah terkumat kamitnya gua memahami segala terma dan translasi bahasa matematika Indonesia. Kalau ikut sejarah, benda-benda matematik ini benda paling ass dalam hidup gua. Dari sekolah menengah gua mula merasai tinggi langit dunia matematik, betapa dalamnya lautan dan kesedaran gua yang tidak mampu menyelam dalam lautan tersebut.

Segala ketentuan yang bakal gua dapat disini semuanya terserah pada takdir, sama juga seperti sebelum-sebelum ini. Kalau gagal, mungkin ada kejayaan di sebaliknya dan kalau berjaya mungkin ujian paling tersirat dari tuhan.

Pada umur 23 ini, gua sudah tak berapa nak hairan dengan keputusan akhir. A , B , C , Z sekalipun, boleh pergi mampus. Hidup tidak berputar dengan nilai akhir, tapi itulah, disebabkan beberapa variable terpaksa juga menagih A.


Sudah menjadi tradisi, kalau kita adalah tuan rumah pastinya ingin menunjukkan pengujung serba sedikit pasal rumah kita. Sama jugalah situasinya disini;

pusing , bingung difikir apalah kulinari yang unik, yang umph, yang tak akan jejak ditanah Malaysia.

Lalunya ditanyanya ; " Pernah rasa rendang ? "

Gua jawap tenang; " Pernah "

Lalu ditanya lagi; " Rendang itu asalnya Indonesia atau Malaysia ? "

Sebagai manusia yang penuh rasa cinta, gua mestilah jawap benda-benda begini dengan telus dan jujur, dan pastinya gua tak boleh ber-referansi-kan fesbuk. Kalau difesbuk pastinya kasi pandangan yang bangang-bangang, macam orang takde otak.

Gua jawap dengan tona sedikit gemuruh; " Nggak peduli, yang penting sedap. Indonesia , Malaysia yang penting perut kenyang "

Tak sampai dua saat, terus dia balas; " Betul, yang penting makan kenyang "

Gua dan dia ketawa kecil.

Hidup ini bukan untuk di menangi,
bukan juga siapa pertama, siapa tidak pertama.
Hidup ini hanya untuk merasai,
tanpa kira siapa.



Dan yang pasti, gua merindui sajian nasi lemak pada petang hari gua. ahhh.